Jumat, 17 Mei 2013

laporan fisiologi tumbuhan

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  JUDUL
Hubungan Air Dengan Tanah

1.2  TUJUAN
Untuk mengetahui kemampuan tanah mengikat air dan gerak kapilaritas air pada beberapa tekstur tanah

1.3 LANDASAN TEORI
Air bergerak di dalam tanah secara horizontal dan vertikal. Pergerakan air secara horizontal disebut juga pergerakan air lateral. Pergerakan air vertikal dapat berupa pergerakan air ke bawah yang dipengaruhi oleh gerak gravitasi melalui infiltrasi dan perkolasi serta pergerakan air ke atas melalui gerak kapilaritas air tanah yang dipengaruhi oleh porositas tanah dan temperatur tanah. Air tanah yang berada di bawah zona perakaran tanaman akan mengalir menuju zona perakaran tanaman disebabkan oleh kemampuan kapiler (cappilary rise) yang dimiliki oleh tanah. Air akan bergerak dari tanah yang lembab menuju tanah yang lebih kering. Pada tanah lembab yang jumlah persentase airnya lebih tinggi, gardien tegangannya lebih besar dan lebih cepat perpindahannya. Pola kapilaritas air tanah dipengaruhi oleh besarnya pengembangan tegangan dan daya hantar pori-pori dalam tanah. Nilai efek kapilaritas tidak beraturan pada setiap bagian tanah, karena ukuran pori-pori yang dilewatinya bersifat acak pula. Pada jenis tanah yang berbeda akan memberikan pola pergerakan air tanah yang berbeda pula karena pola pergerakan air tanah yang berupa gerak kapiler ini sangat dipengaruhi oleh tekstur dari tanah tersebut, oleh karena itu kecepatan pergerakan air vertikal ke bawah dan pergerakan horizontal di dalam tanah bergerak agak cepat sampai agak lambat. (Craig, 1991)
Tanah merupakan media penting bagi tumbuhan karena tanah menyedikan berbagai macam kebutuhannya. Tanah berperan penopang tegaknya tumbuhan,disamping menyupplai seluruh nutrisi yang dibutuhkan.Air merupakan salah satu komponen tanah sebagai pelarut dan media reaksi kimia dalam tanah.
Keberadaan air dalam tanah terdapat dalam beberapa bentuk,meliputi air gravitasi,air kimia,air hidroskopis dan air kapiler.Air kapiler dan air hidroskpis dapat dimanfaatkan akar tumbuhan,sedangkan yang lain tidak.Kesedian air dalam tanah sangat dipengaruhi oleh strukrur dan tektur tana
h itu sendiri.Tanah bertektur pasir,debu dan liat memiliki daya ikat air yang berbeda. (Muharram, 2011)
Kadar air tanah dinyatakan dalam persen volume yaitu persentase volume air terhadap volume tanah. Cara ini mempunyai keuntungan karena dapat memberikan gambaran tentang ketersediaan air bagi tanaman pada volume tanah tertentu. Cara penetapan kadar air dapat dilakukan dengan sejumlah tanah basah dikering ovenkan dalam oven pada suhu 100 0C – 110 0C untuk waktu tertentu. Air yang hilang karena pengeringan merupakan sejumlah air yang terkandung dalam tanah tersebut. Air irigasi yang memasuki tanah mula-mula menggantikan udara yang terdapat dalam pori makro dan kemudian pori mikro. Jumlah air yang bergerak melalui tanah berkaitan dengan ukuran pori-pori pada tanah. Air tambahan berikutnya akan bergerak ke bawah melalui proses penggerakan air jenuh. Penggerakan air tidak hanya terjadi secara vertikal tetapi juga horizontal. Gaya gravitasi tidak berpengaruh terhadap penggerakan horizontal (Hakim, dkk, 1986).
Air tersedia biasanya dinyatakan sebagai air yang terikat antara kapasitas lapangan dan koefisien layu. Kadar air yang diperlukan untuk tanaman juga bergantung pada pertumbuhan tanaman dan beberapa bagian profil tanah yang dapat digunakan oleh akar tanaman. Tetapi untuk kebanyakan mendekati titik layunya, absorpsi air oleh tanaman kurang begitu cepat, dapat mempertahankan pertumbuhan tanaman. Penyesuaian untuk menjaga kehilangan air di atas titik layunya telah ditunjukkan dengan baik (Kartasaputra,dkk, 1991).
Tekstur tanah berkaitan erat dengan ukuran partikel primer penyusun tanah. Tanah dengan tekstur tertentu memiliki sebaran ukuran partikel yang khas. Ukuran yang beraneka tersebut dinamakan menurut dua system. Dapat dikatakan semua tanah merupakan campuran antara pasir, debu, dan tanah liat. Tanah yang mengandung 10-25% tanah liat, dan sisanya terdiri atas pasir yang sama, disebut lempung. Struktur tanah sama pentingnya dengan tekstur tanah. Struktur tanah merupakan susunan partikel atau agregat tanah sekunder. Jika agregasi tidak terjadi, sebagian besar tanah tidak akan berpori cukup besar untuk memungkinkan aliran air atau diterobosi akar secara baik. Struktur tanah dapat berubah melalui pemadatan, yang dapat menjadi masalah yang serius pada tanah pertanian yang menggunakan mesin berat. Tanah liat mampu menahan lebih banyak air yang tersedia bagi tumbuhan. Tanah yang kaya akan tanah liat dan humus (atau tanah bertekstur sedang) mampu menahan air paling banyak, tapi bila strukturnya buruk, ruang diantara partikelnya menjadi kurang. Karena tumbuhan memerlukan oksigen untuk mendukung respirasi akarnya, maka tanah seperti itu tidak baik bagi pertumbuhan tumbuhan. Penerobosan akar mungkin akan terhambat di tanah liat (Salisbury, 1995).
Kemampuan tanah menahan air dipengaruhi antara lain oleh tekstur tanah. Tanah-tanah bertekstur kasar mempunyai daya menahan air lebih kecil daripada tanah bertekstur halus. Oleh karena itu, tanaman yang ditanam pada tanah pasir umumnya lebih mudah kekeringan daripada tanah-tanah bertekstur lempung atau liat. Kondisi kelebihan air ataupun kekurangan air dapat mengganggu pertumbuhan tanaman. Ketersediaan air dalam tanah dipengaruhi: banyaknya curah hujan atau air irigasi, kemampuan tanah menahan air, besarnya evapotranspirasi (penguapan langsung melalui tanah dan melalui vegetasi), tingginya muka air tanah, kadar bahan organik tanah, senyawa kimiawi atau kandungan garam-garam, dan kedalaman solum tanah atau lapisan tanah (Foth, Henry D, 1988).














BAB II
METODE PERCOBAAN


2.1 ALAT DAN BAHAN
·                     Alat
-          Pipa gelas berdiameter 5 cm, panjang 60 cm, 3 buah
-          Kain kasa
-          Gelas ukur
-          Beker glas, 3 buah
-          Kertas minyak
-          Karton
-          Tali rapia/karet gelang
-          Mistar
-          Spidol
-          Bak
·                     Bahan
-          Tanah liat
-          Tanah kebun
-          Tanah pasir
-          Air
           
2.2 CARA KERJA
2.2.1. Percobaan gerak kapilaritas
1)      Keringkan 3 sampel tanah sampai tidak mengandung air
2)      Sumbatlah salah satu ujung pipa kaca dengan kain kasa (sebagai alas)
3)      Masukkan sampel tanah kedalam pipa sampai 2/3 bagian
4)      Tegakkan pipa dengan statip dan masukkan alas pipa tersebut dalam beker gelas yang telah terisi air setinggi 5 cm
5)      Amati perambatan air dalam pipa gelas dari menit kemenit. Amati pada pipa manakah airnya yang paling cepat merambat
6)      Ukurlah tinggi kenaikan air tiap 5 menit selama 30 menit
7)      Masukkan data hasil penganmatan kedalam tabel
2.2.2. Percobaan kemampuan tanah mengikat air
1)      Keringkan ke-3 sampel  (tanah liat, kebun dan pasir) sampai tidak mengandung air
2)      Timbang tiap sampel 50 gr dan letakkan pada kotak yang terbuat dari karton yang beratnya telah diketahui
3)      Buat 3 ulangan untuk masing-masing sampel
4)      Siram dengan 10 ml air dan biarkan
5)      Lalu timbang setiap dua hari sekali sehingga seterusnya selama 1 minggu
6)      Masukkan data hasil penganmatan dalam tabel


























BAB III
HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

3.1   HASIL PERCOBAAN
a.       Tabel gerak kapilaritas air selama satu minggu
Sampel
Perubahan setiap 2 hari sekali
Hari ke-0
Hari ke-2
Hari ke-4
Hari ke-6
Tanah liat
0
77 cm
72 cm
60 cm
Tanah kebun
0
68 cm
70 cm
68 cm
Tanah pasir
0
52 cm
53 cm
45 cm

b.      Tabel kemampuan tanah mengikat air selama satu minggu
Sampel
Perubahan setiap 2 hari sekali
Hari ke-0
Hari ke-2
Hari ke-4
Hari ke-6
Tanah liat
58 gr
68 gr
58 gr
58 gr
Tanah kebun
57 gr
69 gr
57 gr
55 gr
Tanah pasir
57 gr
67 gr
59 gr
58 gr

3.2   PEMBAHASAN
a)      Percobaan gerak kapilaritas air
1.      Tanah liat
Percobaan gerak kapilaritas air pada tanah liat dapat dilihat hasilnya pada table hasil pengamatan yang telah dilakukan selama satu minggu, dengan kelang waktu selama dua hari terhitung dari hari nol yaitu hari dilakukannya percobaan. Dari data table pengamatan dapat dilihat pada hari 0 semua nya masih 0. Setelah selang 2 hari , didapatkan hasilnya yaitu 77 cm, selanjutnya pada hari ke-4 data yang diperoleh menurun menjadi 72 cm. pada hari terakhir poengamatan hasil yang diperoleh semakin menurun yaitu 68 cm.
Dari data yang diperoleh yaitu dari hari ke-4 mengalami penurunan, begitu juga dengan hari ke-6 semakin menurun.  ada kemungkinan hal tersebut terjadi karena gaya tarik bumi (gravitasi) sehingga air kembali turun. Bisa juga karena factor suhu yang ada dilingkungan luar, sehingga mempengaruhi gerak kapilaritas air naik dalam tanah.
Hasil yang kami dapat ini tidak sama dengan literatur yang ada karena tanah liat memiliki partikel sangat kecil berkuran koloid dengan banyak permukaan hidrofilik. Jadi air yang kadarnya lebih rendah daripada kapasitas lapang sebagian besar di tahan oleh daya tarik antara molekul air dan permukaan partikel tanah liat. Air pada tanah liat Jadi hasil yang kami dapat tidak sama dengan literature yang ada. Namun walupun hasilnya tidak stabil dan menurun, daya hisap air pada tanah liat ini paling tinggi dibandingkan dengan tanh kebun dan tanh pasir.
2.      Tanah kebun
Pengamatan pada sampel tanh yang kedua yaitu menggunakan tanah kebun.data yang didapat pada hari ke-2 yaitu 68 cm, lalu pada pengamatan pada dua hari slanjutnya yaitu 70cm. pada pengamatan hari ke -6 atau hari terkahir didapatkan hasil yang menurun yaitu kembali pada angka 68 cm.
Pada pengamatan tanah kebun ini, terjadi kenaikan pada hari ke-4, ini terjadi karena adanya daya tarik dari permukan tanah pada konsep kapilaritas. Kemudian pada hari teakhir data yang didapatkan kembali menurun. Ini bisa jadi disebabkan oleh factor yang sama dengan percobaan pada tanah liat.
Dari pengamatan pertama hingga hari terakhir dapat disimpulkan bahwa kenaikan untuk percobaan pada tanah kebun ini tidak mengalami kenaikan yang teratur. Data yang didapatkan tidak sesuai dengan literature. Pada literature   partikel dari tanah kebun lebih besar dari tanah liat ini membuat kecepatan penyerapan air dalam tanah atau gaya kapilaritas air tidak secepat pada tanah liat.

3.      Tanah pasir
Pengamtan pada tanah pasir yang dilakukan dengan pengamatn yang sam dengan tanah liat dan tanah kebun. Didapatkan hasil pada hari ke-2 data yang didapatkan yaitu 52 cm. kemudian dua hari berikutnya didaptkan data yaitu 53cm, dan hari terakhir yaitu menurun dengan 45cm.
Dari hari-2 ke hari -4 mengalami kenaikan 1 cm. ini menunjukkan bahwa pasir memiliki partikel yang lebih besar sehingga gerak pada laju kapilaritasnya begitu lambat. Kemudian dihari-6 datanya menurun. Percobaan pada tanah pasir ini belum berhasil dilakukan.  Tapi diantara ketiga tanah, daya hisap air kapilaritas pada tanah paling kecil. Secara umum ini sesuai dengan literature walaupun percobaan pada pengamatan nya gagal.

b)     Percobaan kemampuan tanah mengikat air
1.      Tanah liat
Tanah liat memiliki partikel sangat kecil berkuran koloid dengan banyak permukaan hidrofilik. Tanah liat memiliki tekstur tanah yang halus. Dari percobaan yang dilakukan diman data yang didapatkan yaitu, Berat tanah lembab + kotak karton adalah 58 gram. Kemudian tanah yang telah ditimbang disimpan selama 1 minggu dengan pengamatan yang sama dengan gerak kapilaritas air. Yaitu setiap 2 hari sekali. Pada hari ke-2 didapatkan data yaitu 68 gram. Kemudian pengamatan pada dua hari selanjutnya yaitu berat yang didapatkan yaitu kembali menjadi 58 gram. Pada pengamatan hari terakhir yitu hari-6 data yang diperoleh konstan yaitu 58 gram.
     Pada pengamatan hari-2 terjadi kenaikan berat tanh, dari semula 58 gram, menjadi 68 gram. ini terjadi karena banyak hal diantaranya factor. Salah satunya yaitu suhu, di saat penyimpanan tanah suhu ruangan kurang teratur sehingga membuat berat tanah bertambah. Kemudian pada pengamatan selanjutnya yaitu hari-4 dan hari-6 data yang diperoleh konstan yaitu kembali ke angka 58 gram. Menurut literatur yang ada yaitu bahwa tanah liat adalah tanah yang mampu mempertahankan kelembapan karena memiliki ukuran partikel yang paling kecil berkuran koloid dengan banyak permukaan hidrofilik. Jadi air yang kadarnya lebih rendah daripada kapasitas lapang sebagian besar di tahan oleh daya tarik antara molekul air dan permukaan partikel tanah liat. Tanah liat mampu menahan lebih banyak air yang tersedia bagi tumbuhan. Tanah yang kaya akan tanah liat dan humus (atau tanah bertekstur sedang) mampu menahan air paling banyak. sehingga dari pengamatan yang dilakukan tanah liat ini mampu menahan air yaitu dari data yang didapatkan yaitu 58 gram.

2.      Tanah kebun
Pada pengamatan sampel ke-2 yaitu digunakan tanah kebun. Tekstur yang dimiliki tergolong halus, hanya sedikit lebih kasar dari tekstur tanah liat. Berat tanah lembab + kotak karton adalah 57 gram. Setelah tanah disimpan selama 2 hari berat tanah + kotak karton adalah 69 gram. Kemudian pengamatan 4 hari kemudian berat tanah tetap yaitu berat tanah + kotak karton 57 gram. Pengamatan pada hari terakhir yaitu hari-6 berat tanah + berat karton menjadi 55 gram.
Dari data tersebut dapat diketahui berat air yang hilang adalah 2 gram. Jadi berat kering tanah adalah setelah satu minggu yaitu 55 gram.
Dari pengamatan yang telah dilakukan, pada hari ke-2  data yang didapatkan naik menjadi 69 gram, salah satu faktornya yaitu suhu, di saat penyimpanan tanah suhu ruangan kurang teratur sehingga membuat berat tanah bertambah. kemudian pada hari terakhir pengamatan beratnya menurun menjadi 55 gram dengan berat air yang hilang 2 gram. Hal ini sesuai dengan literature. Dimana Tekstur yang dimiliki tergolong halus, hanya sedikit lebih kasar dari tekstur tanah liat, jadi kemampuan tanah mengikat air tergolong tinggi namun lebih kecil dari tanah liat. Jadi pengamatan pada tanah kebun ini juga berhasil dilakukan.

3.      Tanah pasir
Pada pengamatan dengan menggunakan sapel tanah pasir, dimana Tekstur tanahnya kasar, partikelnya besar. Didapatkan hasil Berat tanah lembab + kotak karton adalah 57 gram. Setelah tanah disimpan selama 2 hari berat tanah + kotak karton adalah 67 gram. Dan setelah pengamatan pada hari ke-4 berat tanah tetap yaitu berat tanah + kotak karton adalah 59 gram. Pada pengamatan terakhir berat tanah + berat karton menjadi 58gram.
 Dari data tersebut tidak ada berat air yang hilang. Pada pengamatan tanah pasir ini pada hari ke-2 pengamtan mengalami kenaikan yaitu menjadi 67 gram, begitu juga hari ke -4 menjadi 59 dan hari ke-6 menjadi 58 gram. Hal ini terjadi karena ada beberapa factor, Salah satu faktor yang menurut kami sangat mempengaruhi adalah suhu, dimana saat dilakukan pratikum ketiga sampel tersebut diletakkan pada ruang yang kurang mendukung (terlalu terbuka), serta pada malam harinya sering terjadi hujan ada kemungkinan sampel tersebut menjadi bertambah berat akibat suhu yang terlalu rendah yang banyak membawa uap air. Sehinnga data yang didapatkan seharusnya berkurang tapi karena factor tersebut menjadi bertambah beratnya.


BAB IV
PENUTUP
4.1  KESIMPULAN
Dari hasil percobaan diatas, kesimpulannya untuk gerak kapilaritas air percobaannya belum berhasil atau gagal, dimana hasil yang didapatkan tidak sesuai dengan lietratur yang ada. Tapi secara umum daya gerak kapilaritas air pada tanah liat paling tinggi dibandingkan dengan tanah kebun dan tanah pasir. Walaupun pada pengamatan setiap tanh mengalami penurunan data yang diperoleh.
Pada percobaan kemampuan tanah mengikat air percobaan ini terbilang sukses, dimana tanah liat mampu menahan lebih banyak air yang tersedia bagi tumbuhan. Tanah yang kaya akan tanah liat dan humus (atau tanah bertekstur sedang) mampu menahan air paling banyak. Begitu juga dengan tanah kebun, kemampuan tanah mengikat air tergolong tinggi namun lebih kecil dari tanah liat . dan pada tanah pasir percobaan nya gagal dilakukan dikarenakan banyak faktor yang mempengaruhi sehingga hasil yang didapat tidak sesuai dengan literatur yang ada.
4.2. SARAN
     Pada saat melakukan percobaan seharusnya telah menyediakan alat dan bahan yang sesuai, sehingga pratikum dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Serta bahan yang digunakan seharusnya disesuaikan sehingga tidak ada bahan yang terbuang sia-sia.






DAFTAR PUSTAKA
Craig, Houston. 1991. Kapilaritas air (ilmu tanah). Gajah Mada University Press, Yogyakarta.
Foth, Henry D, 1988, Dasar-dasar Ilmu Tanah, Gajah Mada University Press, Yogyakarta.
Hakim, Nurhajati dkk, 1986, Dasar-dasar Ilmu Tanah, Universitas Negeri Lampung, Lampung
Kartasaputra,dkk, 1991, Teknologi konservasi tanah dan air, Rineka cipta, Jakarta.
Muharram, saleh. 2011. Laporan hubungan air, jaringan, dengan tanah.    http://www.blogger.com/commentiframe.g?blogID=9013688878540559303&postID=6772098206643350043&blogspotRpcToken=5291475 (diunduh 10 mei 2013)
Salisbury, 1995. Fisiologi tumbuhan Hubungan Air Dengan Tanah. Gajah Mada University Press, Yogyakarta.

















LAMPIRAN























LAPORAN FISIOLOGI TUMBUHAN
“HUBUNGAN AIR DAN DENGAN TANAH”

lambang_unib.jpg
DISUSUN OLEH
DWI MENTARI (A1D011041)

DOSEN PEMBIMBING
Dra. YENNITA, M,Si



PROGRAM STUDI BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2013